MAKALAH PSIKOLOGI AT-TA’LIMI
MOTIVASI BELAJAR
Dosen pengampu : Fitri Zakiyah
Disusun oleh :
RINA NUR USWATUN HASANAH (20140820032)
HARIZAHTUL NADIAH (20140820033)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, Kami dapat menyelesaikan makalah Psikologi Pendidikan dengan baik dan lancar .
Makalah ini disusun untuk membantu mengembangkan kemampuan pemahaman
pembaca terhadap motivasi
belajar. Pemahaman tersebut dapat dipahami melalui
pendahuluan , pembahasan masalah , serta penarikkan garis kesimpulan dalam
makalah ini .
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ustadzah Fitri Zakiyah selaku
dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan kesempatan kepada
kami untuk berkarya menyusun makalah
ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran kami
harapkan dari seluruh pihak untuk membantu memperbaiki makalah ini yang
selanjutnya.
.
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb.
Yogyakarta,25 November 2015
Penyusun
Belajar bukan hanya sekedar kegiatan biasa. Melainkan merupakan kegiatan
mental yang ditandai dengan adanya perubahan dari segi pengetahuan,tingkah
laku, kemampuan, dan ketrampilan murid.
Motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan
perilaku tertentu, memberi arah dan ketahanan
(persistence) pada tingkah laku tersebut (wldkowski:1985).
Sukses bertumpu pada 2 hal yaitu kemampuan dan kemauan. Sukses
belajar misalnya sangat tergantung pada ketrampilan belajar yang dimiliki dan
seberapa kuat ia mau menggunakannya. Tingkat kemauan atau motivasi orang berbeda-beda.
Karena alasan (motif) yang berkait dengan kebutuhan untuk kegiatan yang sama,
dapat berbeda-beda.
Di dalam kegiatan belajar banyak sekali rasa jenuh atau hilang
semangat yang sering dirasakan oleh murid. Oleh karena itu sangat dibutuhkan
sekali yang namanya motivasi belajar . Dan sebagai guru atau calon guru kita
harus mampu memotivasi para murid agar mereka selalu semangat dalam kegiatan
belajar agar dapat tercapainya sesuatu atau hasil yang sesuai dengan harapan.
1.
Apakah motivasi belajar itu?
2.
Bagaimana prespektif mengenai motivasi?
3.
Apa saja jenis-jenis motivasi?
4.
Apa saja tujuan motivasi?
5.
Apa saja fungsi motivasi?
3.
Tujuan Masalah
1.
Mengetahui definisi motivasi belajar.
2.
Mengetahui prespektif mengenai motivasi.
3.
Mengetahui jenis-jenis mtivasi.
4.
Mengetahui tujuan motivasi.
5.
Mengetahui fungsi motivasi.
Beberapa pendapat
tentang motivasi :
1.
Menurut James O. Whittaker, definisi
motivasi di bidang psikologi adalah kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau
memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang
ditimbulkan oleh motivasi tersebut.
2.
Menurut Frederick J. Mc Donald, motivasi adalah perubahan tenaga di
dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi
mencapai tujuan.
3.
Menurut Clifford T. Morgan, motivasi bertalian dengan 3 hal yaitu keadaan
yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang di dorong
oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan dari tingkah laku
tersebut (goals or ends of such behavior)[1].
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah proses yang memberikan energi,arahan dan mempertahanan perilaku[2].
Sehingga motivasi belajar adalah suatu dorongan yang diberikan oleh guru atau
orang tua terhadap murid untuk membentuk semangat siswa dalam belajar.
2. Prespektif
mengenai motivasi
Prespektif psikologis menjelaskan motivasi dengan cara yang
berbeda. Prespektif ini terbagi menjadi 4 yaitu:[3]
a.
Prespektif prilaku
Prespektif perilaku menekankan imbalan dan hukuman eksternal
seiring dengan kunci penentu motivasi siswa. Contoh : ketika siswa menampilkan
karya mereka, maka seorang guru memberi sertifikat prestasi,menempatkan mereka
dalam daftar siswa berprestasi dan menyebutkan prestasi mereka secara lisan.
b.
Prespektif humanistik
Prespektif humanistik menekankan kemampuan pertumbuhan pribadi
siswa, kemerdekaan utuk memilih takdir dan sifat positif. Prespektif ini sangat
erat kaitannya dengan keyakinan abraham maslow (1954,1971) bahwa terdapat
kebutuhan dasar harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lebih tinggi dapat
dipuaskan. Menurut hierarki kebutuhan maslow, kebutuhan individu
terpuaskan berdasarkan urutan dibawah ini :
ü Fisiologis. ex:
lapar,haus dan tidur.
ü Keamanan. Ex :
menjamin kelangsungan hidup, seperti perlindungan dari perang dan kejahatan.
ü Cinta dan rasa
memiliki. Ex : keamanan, kasih sayang, dan perhatian orang lain.
ü Penghargaan. Ex
: merasa baik tentang diri sendiri.
ü Aktualisasi
diri. Ex : realisasi yang potensial.
c.
Prespektif kognitif
Menurut prespektif kognitif terhadap
motivasi, pikiran siswa mengarahkan motivasi mereka. Dalam beberapa tahun
terakhir telah terjadi lonjakan minat yang besar terhadap prespektif ini
(anderman & dawson, 2011; Elliot dkk., 20), yang berfokus pada berbagai
gagasan seperti : motivasi internal siswa untuk berprestasi,atribusi mereka dan
keyakinan bahwa mereka dapat mengendalikan lingkungan secara efektif.
Prespektif kognitif juga menekankan pentingnya penetapan tujuan, perencanaan,
dan pemantauan kemajuan menuju sasaran (urdan,2010).
Dengan demikian, jika prespektif perilaku melihat insentif
eksternal yang menyebabkan motivasi siswa, prespektif kognitif berpendapat
bahwa tekanan eksternal tidak harus ditonjolkan.
d.
Prespektif sosial
Kebutuhan afiliasi, atau keterkaitan adalah motif untuk terhubung
dengan orang lain. Hal ini terkait dengan membangun, memelihara, dan memulihkan
hubungan pribadi yang dekat dan hangat. Kebutuhan siswa akan afiliasi atau
keterkaitan tercermin dalam motivasi mereka menghabiskan waktu dengan teman
sebaya, sahabat dekat,keterikatan mereka dengan orangtua, dan keinginan mereka
untuk memiliki relasi positif dengan guru (Grolnick, Friendly, &
Hellas,2010; Flamm & Zhang,2010)
Motivasi
terbagi menjadi 2 yaitu : motivasi ekstrinsik dan motivasi instrinsik.
Beberapa
pendapat tentang definisi motivasi ekstrinsik :
·
Menurut A.M. Sardiman (2005:90) motivasi ekstrinsik adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar.
·
Sedangkan menurut Rosjidan etal (2001:51) motivasi ekstrinsik
adalah motivasi yang tujuan-tujuannya terletak diluar pengetahuan, yakni tidak
terkandung di dalam perbuatan itu sendiri.
·
Dalam buku John W. Santrock “educational psychology” menjelaskan
bahwa Motivasi ekstrinsik adalah motivasi eksternal untuk melakukan sesuatu
agar mendapatkan sesuatu yang lain (sarana untuk mencapai tujuan). Motivasi
ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dan berfungsi karena adanya pengaruh
dari luar. Motivasi ekstrinsik meliputi : belajar untuk mengungguli orang lain,
belajar demi memenuhi kewajiban dan tanggung jawab serta belajar untuk
menghindari kegagalan. Contoh, menjelang ujian seorang siswa belajar keras agar
dapat mengerjakan ujian dengan mudah sehingga ia mendapatkan nilai yang baik.
Dalam
kegiatan belajar mengajar motivasi ekstrinsik tetap penting, sebab kemungkinan
besar keadaan siswa dinamis dan berubah-ubah,
sehingga sangat di perlukan motivasi ekstrinsik, karena motivasi ekstrinsik
juga dapat menjadi suatu faktor pendorong[4]
Ø
Bentuk motivasi belajar ekstrinsik antara lain: [5]
a.
Belajar demi kewajiban.
b.
Belajar demi menghindari hukuman yang di ancamkan.
c.
Belajar demi memperoleh hadiah material yang dijanjikan.
d.
Belajar demi meningkatkan gengsi sosial.
e.
Belajar demi memperoleh pujian dari orang yang terpenting, misalnya guru atau orang tua.
f.
Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi
memenuhi persyaratan kenaikan jenjang atau golongan administratif.
Ø
Bligh (1971) dan sass
(1989) mengungkapkan bahwa motivasi siswa dalam belajar dipengaruhi oleh :
a.
Ketertarikan siswa pada mata pelajaran.
b.
Persepsi siswa tentang penting atau tidaknya materi tersebut.
c.
Semangat untuk meraih pencapaian.
d.
Kepercayaan diri siswa.
e.
Penghargaan diri siswa.
f.
Pengakuan orang lain.
g.
Besar kecilnya tantangan.
h.
Kesabaran.ketekunan.
i.
Tujuan hidup yang hendak dicapai oleh siswa.
Ø
Motivasi eksternal dapat ditimbulkan melalui : [6]
a.
Menggunakan berbagai insentif, baik yang bertujuan supaya siswa
mempertahankan prilaku yang tepat maupun yang bertujuan agar siswa menghentikan
perilaku yang tidak tepat.
b.
Mengoreksi dan mengembalikan pekerjaan ulangan dan pekerjaan rumah
dalam waktu sesingkat mungkin, disertai komentar spesifik mengenai hasil
pekerjaan itu dalam bentuk kata-kata atau nilai.
c.
Menggunakan berbagai bentuk kompetisi atau persaingan dalam
kombinasi kegiatan belajar koperatif.
Beberapa
pendapat tentang definisi motivasi instrinsik :
·
Menurut syaiful bahri (2002:115) motivasi instrinsik adalah motif-motif
yang menjadi aktif atau fungsinya tidak memerlukan
rangsangan dari luar.
·
Sedangkan menurut Sobry Sutikno (2007) motivasi instrinsik adalah
motivasi yang timbul dari dalam diri individu tanpa ada paksaan atau dorongan
dari orang lain.
·
Dalam buku John W.Santrock “educational psychology”
menjelaskan bahwa Motivasi instrinsik adalah motivasi internal dalam melakukan
sesuatu demi minat sendiri (tujuan itu sendiri) tanpa memerlukan rangsangan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
instrinsik adalah motivasi yang tidak memerlukan rangsangan dari luar. Contoh,menjelang
ujian seorang siswa belajar keras karena ia menikmati pelajaran tersebut.
Aktivitas yang di dorong oleh motivasi instrinsik lebih sukses dari
pada yang di dorong oleh motivasi ekstrinsik, oleh karena itu kita sebagai guru
atau calon guru harus mampu menimbulkan seluas mungkin motivasi instrinsik itu
pada anak didik kita. [7]
Dalam prespektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi
siswa adalah motivasi instrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak
bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan mencapai masa
depan, umpamanya : memberi pengaruh lebih kuat dan relatif lebih langgeng dibandingkan
dengan dorongan hadiah atau keharusan dari orang tua atau guru.[8]
Konsep motivasi instrinsik mengidentifikasi tingkah laku seseorang
yang merasa senang terhadap sesuatu, apabila ia senang terhadap kegiatan itu,
maka ia termotivasi untuk melakukan kegiatan tersebut.[9]
Ø
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi instrinsik yaitu :
·
Adanya kebutuhan.
·
Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri.
·
Adanya cita-cita atau aspirasi.
Ø
Jenis-jenis motivasi instrinsik :
1.
Determinasi diri.
Dalam pandangan ini, siswa ingin percaya bahwa mereka melakukan
sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal.
Disini, motivasi internal dan minat instrinsik dalam tugas sekolah naik apabila
siswa punya pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab personal atas
pembelajaran mereka.
2.
Pilihan personal.
Pengalaman optimal ini berupa perasaan senang dan bahagia yang
besar. Pengalaman optimal ini kebanyakan terjadi ketika yang merasa mampu menguasai
dan berkosentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas. Pengalaman optimal ini
terjadi ketika individu terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak
terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah.
Ø Cara menanamkan
dan mengembangkan motivasi instrinsik : [10]
1.
Menjelaskan kepada siswa manfaat dan kegunaan bidang studi yang di
ajarkan, khususnya bidang studi yang biasanya tidak menarik minat siswa.
2.
Menunjukkan antusiasme dalam mengajarkan bidang studi yang diampu
dan menggunakan prosedur didaktis yang sesuai dan cukup bervariasi.
3.
Melibatkan siswa dalam sasaran yang ingin di capai dalam proses
belajar mengajar.
4.
Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang dapat memenuhi
motivasional pada siswa, baik mereka yang mengalami ketakutan yang positif
maupun negatif.
Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau
menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan
sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.
Contoh : seorang manajer, tujuan motivasi ialah menggerakkan
pegawai atau bawahan dalam usaha meningkatkan prestasi kerjanya sehingga
tercapai tujuan organisasi yang di pimpinnya.
Dari contoh di atas, jelas bahwa setiap tindakan motivasi mempunyai
tujuan. Makin jelas tujuan yang di harapkan atau yang akan di capai, makin
jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu di lakukan. Tindakan memtivasi
akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan di sadari oleh yang di
motivasi, serta sesuai dengan kebutuhan orang yang di motivasi. Oleh karena
itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal dan memahami
benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian orang yang
akan dimotivasi.
1.
Sebagai pendorong untuk berbuat sesuatu dari setiap aktivitas yang
dilakukan.
2.
Penentu arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang ingin di capai.
3.
Alat pengaruh prestasi belajar.
4.
Menyeleksi perbuatan.
5.
Pendorong usaha untuk mencapai prestasi.
6.
Motivasi selalu bertalian dengan suatu tujuan.
7.
Sebagai pengoptimal hasil belajar.
1. Kesimpulan
Motivasi adalah proses yang memberikan energi,arahan dan
mempertahanan perilaku Motivasi terbagi menjadi 2 yaitu : motivasi ekstrinsik
dan motivasi instrinsik. motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dan
berfungsi karena adanya pengaruh dari luar. Sedangkan motivasi instrinsik
adalah motivasi yang tidak memerlukan rangsangan dari luar.
Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang
agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat
memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.
Fungsi motivasi adalah sebagai pendorong untuk berbuat sesuatu dari
setiap aktivitas yang dilakukan dst. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi
belajar ada 2 macam yaitu faktor internal dan eksternal. Motivasi sangat
penting bagi guru dan siswa dalam kesuksesan proses belajar mengajar.
Soemanto,Wasty, Drs. M.Pd.psikologi
pendidikan.Jakarta: penerbit Rineka Cipta,2012
Santrock, John W..educational
psychology.penerbit: Salemba humanika
Sutikno,M.Sobry,Dr.,Belajar dan Pembelajaran.Bandung: Prospect, 2009
Djamarah,Syaiful
bahri,psikoloi belajar,jakarta:pt.rineka cipta,2002
Tadjab M.A, ilmu jiwa
kependidikan,surabaya, karya abditam,1994
Winkel,W.S psikologi pengajaran,Yogyakarta : media abadi
Syah,Muhibbin,psikologi pendidikan
dengan pendekatan baru, bandung:rsa karya,1995
B,Hamzah, teori motivasi dan
pengukurannya,jakarta :bumi aksara,2007
[1] Drs.Wasty soemanto,M.Pd.psikologi pendidikan.Hal:206
[2] John W.Santrock.educational psychology.bab13.hal:165
[3] John W.Santrock.educational psychology.bab13.hal:165-167
[4] Tadjab ma, ilmu jiwa kependidikan,surabaya, karya abditam,1994
[5] W.S Winkel psikologi pengajaran,yogyakarta : media abadi,hlm: 195
[6] W.S Winkel psikologi pengajaran,yogyakarta : media abadi,hlm: 205-206
[7] Sumadi suryabrata,psikologi pendidikan hlm:73
[8] Muhibbin syah,psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, bandung:rsa
karya,1995,hlm:137
[9] Hamzah B, teori motivasi dan pengukurannya,jakarta :bumi aksara,2007
[10] W.S Winkel psikologi pengajaran,yogyakarta : media abadi,hlm: 205
0 komentar:
Posting Komentar